VIVAnews - Partai Golkar memberikan perhatian serius atas kebijakan pemberantasan korupsi. Golkar prihatin adanya kecenderungan orang menolak menjadi pimpinan proyek karena khawatir berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polisi maupun Kejaksaaan.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie berharap, agar kepemimpinan baru KPK lebih berani dan serius mengusut kasus-kasus besar, termasuk kasus Bank Century. Pernyataan itu disampaikan Aburizal Bakrie dalam acara dialog dengan masyarakat Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat, Senin malam waktu setempat, atau Selasa pagi Waktu Indonesia Barat, 6 Desember 2011.
Di depan sekitar 100 warga yang memenuhi undangan Duta Besar RI untuk AS, Dino Patti Djalal, Aburizal Bakrie mengatakan bahwa penuntasan kasus besar seperti Century, justru untuk mengetahui duduk perkara sebenarnya. Apakah ada yang salah dalam kebijakan penyelamatan bank itu?
Dalam pertemuan yang berlangsung di kediaman resmi Duta Besar Republik Indonesia untuk AS di Tilden, Washington DC itu, Aburizal juga menyampaikan adanya tren orang tidak mau menjadi pimpinan proyek. Itu dikarenakan adanya rasa kekhawatiran mereka akan dijerat oleh KPK, polisi, atau jaksa.
Kecenderungan ini mengkhawatirkan, karena roda pembangunan bisa terhambat jika tidak ada pengambil keputusan atas proyek. Dalam dialog selama dua jam itu, Aburizal menjawab sejumlah pertanyaan. Mulai dari soal pemberantasan korupsi, semburan lumpur Sidoardjo, kebijakan ekonomi untuk industri unggulan sampai pandangan atas sikap media yang kritis kepada pemerintah.
Aburizal berada di AS untuk menghadiri seminar yang diadakan Carnegie Endowment. Bekerjasama dengan Bakrie Center Foundation, Carnegie akan membahas tema "Kebijakan Luar Negeri AS yang Mengarah ke ASEAN-Pasifik. Selain seminar di Carnegie, Aburizal juga dijadwalkan berpidato di depan USINDO, sebuah forum Indonesia-Amerika. (eh)